STRUKTUR PRODUKSI, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
STRUKTUR PRODUKSI, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
1. Struktur
Produksi
Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan
antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang
biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema.
2. Pendapatan
Nasional
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai suatu angka atau nilai yang
menggambarkan seluruh produksi, pengeluaran, ataupun pendapatan yang dihasilkan
dari semua pelaku/sektor ekonomi dari suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
Menghitung
Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Produksi (GDP)
GDP (Gross Domestic Product) atau Produksi Domestik Bruto (PDB) adalah
pendapatan nasional yang nilainya dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh
kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua pelaku/sektor ekonomi di wilayah
Indonesia, dalam kurun waktu tertentu. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk
menghitung GDP, yaitu:
1. GDP dihitung hanya dari nilai akhir dari suatu produk saja, misalnya untuk industri otomotif, hasil akhirnya saja (mobil) yang akan dihitung.
1. GDP dihitung hanya dari nilai akhir dari suatu produk saja, misalnya untuk industri otomotif, hasil akhirnya saja (mobil) yang akan dihitung.
2. Menjumlahkan nilai tambah
dari masing-masing komoditi yang dihasilkan oleh masing-masing produsen.
Menghitung
Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Pengeluaran (GNP)
GNP (Gross National Product) adalah pendapatan nasional yang nilainya
diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
semua pelaku/sektor ekonomi di Indonesia, yang berwarga negara Indonesia, dalam
kurun waktu tertentu.
Ilustrasi
perhitungannya adalah:
Pengeluaran
dari sektor rumah tangga (untuk konsumsi) XXX
Pengeluaran
dari sektor swasta (untuk
investasi)
XXX
Pengeluaran
pemerintah (Goverment
Expenditure)
XXX
Sektor
luar negeri/Export Netto
(Ekspor-Impor)
(XXX) +
Pendapatan Nasional
(GNP) Indonesia
adalah XXX
Menghitung
Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Pendapatan (NI)
NI (National Income) adalah pendapatan nasional yang nilainya didapat
dengan cara menjumlahkan semua hasil/pendapatan yang diperoleh semua
pelaku/sektor ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu.
Ilustrasi
sederhana dari perhitungan NI adalah:
Pendapatan dari sektor rumah tangga berupa gaji/upah
XXX
Pendapatan dari sektor swasta laba,
misalnya
XXX
Pendapatan
pemerintah
XXX
Pendapatan sektor luar negeri, devisa misalnya
XXX +
Pendapatan Nasional Indonesia
(NI)
XXX
Pendapatan
Nasional yang siap dibelanjakan (Y Disposible)
Pendapatan nasional (Y) disposable adalah pendapatan nasional yang telah
siap untuk dibelanjakan. Formulanya perhitungannya:
Y disposable = NI + Tr – Tx
langsung, dimana
Tr = Government Transfer (pengeluaran
pemerintah), subsidi pemerintah
Tx = Pajak langsung
Y Pribadi
Pendapatan nasional pribadi adalah pendapatn nasional disposable yang telah
dikurangi dengan pajak pribadi, dihitung dengan formula:
Yp = Yd – Tx pribadi, dimana
Yp = Pendapatan Nasional Pribadi
Yd = Pendapatan Nasional Disposable
Pendapatan
Nasional Per Kapita
Pendapatan per kapita/tahun biasanya digunakan sebagai salah satu indikator
akhir dalam melihat kemajuan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pendapatan
per kapita diperoleh dengan membagi pendapatan nasional (GNP atau GDP) dengan
jumlah penduduk di suatu negara (Indonesia).
3. Distribusi
Pendapatan Nasional & Kemiskinan
Masalah besar yang dihadapi negara
sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan
tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya
ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan.
Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah
keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap
kondisi sosial dan politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan
kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara
maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada
proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang
terjadi, serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas
wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan,
semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya. Negara maju menunjukkan
tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relative kecil
dibanding negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit
mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini
bukan hanya menjadi masalah internal suatu negara, namun telah menjadi
permasalahan bagi dunia internasional.
Berbagai upaya yang telah dan sedang
dilakukan oleh dunia internasional, baik berupa bantuan maupun pinjaman pada
dasarnya merupakan upaya sistematis untuk memperkecil kesenjangan pendapatan
dan tingkat kemiskinan yang terjadi di negara-negara miskin dan sedang
berkembang. Beberapa lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia serta
lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya berperan dalam hal ini.
Kesalahan pengambilan kebijakan dalam pemanfaatan bantuan dan/ atau pinjaman
tersebut, justru dapat berdampak buruk bagi struktur sosial dan perekonomian
negara bersangkutan.
Kemiskinan menurut para ahli
- Menurut Sallatang (1986)
Kemiskinan adalah ketidakcukupan
penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar
atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan sosial.
- Menurut Esmara (1986)
Mengartikan kemiskinan ekonomi
sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang
layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
- Menurut Basri (1995)
Bahwa kemiskinan pada dasarnya
mengacu pada keadaan serba kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan,
seperti sandang, pangan, papan, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain
sebagainya.
- Menurut Badan Pusat Statistik (2000)
Kemiskinan didefinisikan sebagai
pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480
kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
- Poli (1993)
Menggambarkan kemiskinan sebagai
keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar,
rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset produktif, ketidakmampuan memelihara
kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku
antisosial (anti-social behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk
mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan,
serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
- Bappenas dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Juga mendefinisikan masalah
kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan
dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan
untuk menjadi miskin
- SPECKER (1993)
Mengatakan
bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu :
1. kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal
2. gangguan dan tingginya risiko kesehatan
3. risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya
4. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
5. kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial, ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah.
1. kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal
2. gangguan dan tingginya risiko kesehatan
3. risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya
4. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
5. kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial, ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah.
Ukuran Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
Faktor-faktor Penyebab kemiskinan
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kemiskinan baik secara langsung
maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
• Tingkat kemiskinan cukup banyak.
• Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output ( produktivitas tenaga kerja ).
• Tingkat inflasi.
• Tinggat Infestasi.
• Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
• Tingkat dan jenis pendidikan.
• Etos kerja dan motivasi pekerja.
maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
• Tingkat kemiskinan cukup banyak.
• Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output ( produktivitas tenaga kerja ).
• Tingkat inflasi.
• Tinggat Infestasi.
• Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
• Tingkat dan jenis pendidikan.
• Etos kerja dan motivasi pekerja.
Sumber:
http://sofiyasmin27.blogspot.com/2012/06/struktur-produksi-distribusi
pendapatan.html
http://henisumiati.blogspot.com/2012/04/distribusi-pendapatan-nasional-dan.html
Komentar
Posting Komentar