Perkembangan Koperasi di Indonesia
Dewasa ini, perkembangan koperasi di Indonesia terus berkembang.
Perkembangan tersebut ditandai dengan banyaknya pertumbuhan koperasi di
Indonesia. Tetapi di dalam perkembangan tersebut banyak terjadi
hambatan-hambatan. Sebelum mengetahuinya terlebih dahulu kita perlu mengetahui
sejarah awal pembentukan koperasi. Selain itu, kita juga dapat mengetahui
faktor-faktor apa saja yang bisa menghambat pertumbuhan koperasi di Indonesia.
Hal ini melatarbelakangi
di dalam pembahasan pembuatan makalah koperasi Indonesia. Sampai dengan bulan November
2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit
lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika
dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan
sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan
yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak
96.180 unit (88,14 persen).
Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala
sangat kecil. Satu catatan yang perlu di ingat reformasi yang ditandai dengan
pencabutan Inpres 4/1984 tentang KUD telah melahirkan gairah masyarakat untuk
mengorganisasi kegiatan ekonomi yang melalui koperasi. Pengembangan
koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat program
pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari
kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive market
program menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta
menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD.
Meskipun KUD harus berjuang untuk menyesuaikan dengan
perubahan yang terjadi, namun sumbangan terbesar KUD adalah keberhasilan
peningkatan produksi pertanian terutama pangan, disamping sumbangan dalam
melahirkan kader wirausaha karena telah menikmati latihan dengan mengurus dan
mengelola KUD.
Posisi koperasi Indonesia pada dasarnya justru didominasi
oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset
koperasi. Sementara itu dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan
program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar 35%
dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar
perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari
KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah
cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi,
tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada
dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
Sumber
:
http://ninasuryaninina.blogspot.com/2012/11/tugas-ekonomi-koperasi-makalah.html
Komentar
Posting Komentar